Kamis, 19 Juni 2014

Pemeriksaan Mikrobiologis Feses

Pemeriksaan Mikrobiologis Feses
(Suplemen Kuliah Pakar)

Akhmad Sudibya
Bagian Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya


Pendahuluan
Pemeriksaan Mikrobiologis Feses berarti mencari  mikroba pada feses. Yang dimaksud mikroba adalah bakteri, virus, jamur, dan parasit. Tentang deteksi parasit pada feses sudah tersedia topik tersendiri yaitu Pemeriksaan Parasitologis Feses. 

Spesimen Feses
Selain spesimen feses yang diperoleh secara langsung (stool specimen) dapat pula dipergunakan spesimen yang diperoleh melalui usapan dubur/rektal (rectal swab). Usapan dubur sangat cocok diterapkan pada bayi dan manusia lanjut usia. Usapan dubur lebih efektif daripada feses untuk perburuan Shigella spp., Clostridium difficile, dan Neisseria gonorhoeae.
Feses dan usapan dubur merupakan spesimen untuk mencari penyebab  infeksi pada saluran pencernaan bagian bawah. Sementara itu, untuk menemukan penyebab infeksi pada saluran pencernaan bagian atas dapat dipergunakan muntahan (vomitus material), hasil bilasan lambung (gastric washings), hasil aspirasi isi duodenum (aspiration of duodenal contents), dan hasil biopsi lambung.
.

Tempat Menampung Feses
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, tempat menampung feses harus bersih, bermulut lebar,  dan dapat ditutup rapat. Bersih tidak berarti harus steril. Kedua, tempat menampung feses harus bebas pengawet, deterjen, dan ion logam. Ketiga, tempat menampung feses tidak boleh terkontaminasi urin. Keempat, feses harus diberi bahan pengawet seandainya tidak langsung diperiksa. Contoh bahan pengawet yang digunakan adalah kombinasi natrium/kalium fosfat + gliserol.

Pengiriman Feses
Feses harus ditempatkan di dalam wadah yang tertutup dengan baik. Pada etiket wajib dicantumkan identitas pasien, informasi yang diinginkan, dan keadaan klinis pasien. Obat yang telah diberikan kepada pasien – terutama antibiotika −  wajib dicantumkan.

Media Transpor
Prinsip pemilihan media transpor adalah mikroba yang dicari harus tetap hidup, atau lebih baik lagi, apabila bertambah banyak dan mikroba yang tidak diburu tidak tumbuh berlebihan, atau lebih bagus lagi, apabila tidak tumbuh sama sekali. Oleh karena itu, pilihan media transpor yang dipakai harus selalu berdasarkan mikroba yang dicurigai.
Media transpor dibagi menjadi dua, yaitu media transpor umum dan media transpor khusus. Contoh media transpor umum adalah kaldu pepton, medium Stuart, buffer glycerol saline, dan Cary & Blair. Teladan untuk media transpor khusus adalah kaldu selenite cystine, Kaufmann, dan alkali pepton. Kaldu selenite cystine (SC) dipergunakan untuk deteksi Salmonella. Kaufmann lazim dipakai untuk pengejaran bakteri Shigella. Alkali pepton sangat bagus dimanfaatkan untuk pelacakan Vibrio.
Metode Pemeriksaan
Metode pemeriksaan dalam bidang mikrobiologi klinik meliputi pemeriksaan mikroskopis, penanaman pada media perbenihan, uji kepekaan, pemeriksaan imunologis, dan pemeriksaan mikrobiologi molekuler.
Pemeriksaan mikroskopis dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan mikroskopis tanpa pengecatan dan pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan.
Penanaman dalam media perbenihan bertujuan memperoleh isolat murni. Media yang dipergunakan ada dua macam, yaitu media umum dan media khusus. Prinsip pemilihan media didasarkan pada mikroba yang akan dicari.
Uji kepekaan bertujuan memperoleh obat yang paling tepat untuk mikroba tertentu. Obat yang paling tepat untuk mikroba tertentu terkenal dengan istilah drug of choice.
Contoh pemeriksaan imunologis dalam bidang mikrobiologi adalah Uji Widal dan Uji Wassermann. Uji Widal berdasarkan prinsip reaksi aglutinasi. Uji Wassermann berdasarkan prinsip uji fiksasi komplemen (complement fixation test).
Pemeriksaan mikrobiologi molekuler memanfaatkan prinsip-prinsip biologi molekuler. Contoh pemeriksaan mikrobiologi molekuler adalah polymerase chain reaction (PCR).


Flora Komensal dan Bakteri Patogen pada Saluran Pencernaan Bagian Bawah

Flora komensal pada saluran pencernaan bagian bawah meliputi Staphylococcus saprophyticus, Staphylococcus epidermidis, Enterococcus, Escherichia coli, Pseudomonas, sebagian besar bakteri anaerob, dan sebagainya.
Bakteri patogen pada saluran pencernaan bagian bawah mencakup Staphylococcus aureus, ETEC, EPEC, Yersinia enterocolitica, Salmonella, Shigella, Vibrio cholerae, Campylobacter, Clostridium difficile, dan sebagainya.

Tipe-Tipe Diare
Diare dibagi menjadi tiga tipe. Tipe-tipe tersebut adalah diare noninflamatori (noninflammatory diarrhea), diare inflamatori (inflammatory diarrhea), dan diare pada penyakit sistemik. Istilah lain untuk diare noninflamatori adalah diare sekretori (secretory diarrhea) dan diare encer (watery diarrhea). Sinonim diare inflamatori adalah diare berdarah  (bloody diarrhea) dan disenteri (dysentery).

Diare Noninflamatori
Diare Noninflamatori melibatkan usus halus proksimal. Penyebab Diare Noninflamatori adalah Norovirus, Rotavirus, Adenovirus Enterik, Astrovirus, ETEC, EAggEC, Vibrio cholerae, Clostridium perfringens, Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum, Isospora belli, Cyclospora cayetensis, dan mikrosporidia.

Diare Inflamatori
Diare Inflamatori melibatkan usus besar. Mikroba yang menyebabkan Diare Inflamatori bersifat invasif terhadap usus (enteroinvasive microorganisms). Penyebab Diare Inflamatori adalah Entamoeba histolytica, Shigella spp., EIEC, EHEC, Salmonella enteridis, Campylobacter jejuni, Vibrio parahaemolyticus, dan Clostridium difficile. Sampai saat ini, virus belum terbukti sebagai penyebab Diare Inflamatori.
Diare Pada Penyakit Sistemik
Salah satu contoh Diare Pada Penyakit Sistemik adalah Demam Enterik. Istilah lain untuk Demam Enterik adalah Demam Tifoid. Diare Pada Penyakit Sistemik melibatkan usus halus distal. Penyebab Diare Pada Penyakit Sistemik adalah Salmonella typhi, Salmonella non-typhi, Yersinia enterocolitica, dan Campylobacter spp.. Virus dan parasit belum terbukti secara empiris sebagai penyebab Diare Pada Penyakit Sistemik.

Kondisi Khusus dan Agen Infeksius
Agen infeksius yang terlibat dapat diprediksi dari kondisi khusus yang mendahului. Misalnya, diare setelah makan nasi goreng sangat mungkin melibatkan Bacillus cereus. Contoh lain, diare sesudah menyantap telur paling mungkin disebabkan oleh Salmonella spp.. Contoh lain lagi, Vibrio spp., Norovirus, dan Virus Hepatitis A  sering sekali ditemukan pada pasien diare yang sebelumnya menikmati kerang-kerangan.

Kesimpulan
Pemeriksaan mikrobiologis feses bertujuan menemukan mikroba yang dianggap sebagai biang keladi suatu penyakit tertentu. Metoda yang dipergunakan tergantung pada mikroba yang akan dibidik. Secara umum, metoda yang dipakai meliputi pemeriksaan mikroskopis, penanaman pada media perbenihan, pemeriksaan imunologis, pemeriksaan mikrobiologi molekuler, dan uji kepekaan.                  




Daftar Pustaka

Anonim. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
             Disempurnakan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
             Kebudayaan, 1996.


Atlas RM. Handbook of Microbiological Media. Edisi II. Boca Raton :
             CRC Press, 1997. h. 1244−1245.


Koneman EW dkk.. Color Atlas and Textbook of Diagnostic
             Microbiology. Edisi V. Philadelphia : Lippincott Williams &
             Wilkins, 1997. h. 121−170.


Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pedoman Umum
              Pembentukan Istilah. Jakarta : Penerbit PT Gramedia               
              Widiasarana Indonesia, 1993.


Supardi I, Warsa UC. Mikrobiologi Klinis. Dalam : Nurhasan, penyunting. 
              Standar Pelayanan Medis Volume 3. Edisi I. Jakarta : Depkes RI
              & IDI, 1998. h. 245−263.


Thomas CL. Taber’s Cyclopedic Medical Dictionary.Edisi XV. Singapore 
               :  PG Publishing Pte Ltd, 1985,  h. 551.

Taylor EJ. Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. Edisi XXVII.
               Philadelphia : W.B. Saunders Company, 1988. h. 620.

Winn WC dkk.. Koneman’s Color Atlas and Textbook of Diagnostic
               Microbiology. Edisi VI. Philadelphia : Lippincott Williams &
               Wilkins, 2006. h. 67−110.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar