Jumat, 20 Juni 2014

Chlamydia

CHLAMYDIA

Chamydia merupakan parasit intraselular obligat. Hal ini berarti bahwa reproduksi hanya terjadi pada sel hospes. Jadi, dalam hal reproduksi, Chlamydia lebih menyerupai virus daripada bakteri. Chlamydia juga mempunyai ciri khas yakni mengalami siklus perkembangan (development cycle). Salah satu tahap dalam siklus perkembangan adalah terbentuknya reticulate body dan elementary body. Elementary body merupakan bentuk infeksius Chlamydia. Chlamydia berbentuk kokoid, bersifat Gram negatif, dan berukuran 0,2−1,5 µm. Chamydia dapat dibiakkan pada hewan percobaan, kultur sel, dan yolk sac embrio ayam.
Penularan Chamydia melalui dua cara yakni kontak antar manusia (interpersonal contact) dan airborne respiratory route.
Ada tiga spesies Chlamydia yang penting bagi dunia kedokteran. Ketiga spesies tersebut adalah  C. trachomatis, C. psittaci, dan C. pneumoniae.
C. trachomatis serovar A, B1, B2,  dan C menyebabkan trachomaC. trachomatis serovar D-K menyebabkan uretritis nongonokokal, infeksi genital nonspesifik, uretritis, servisitis mukopurulen, salpingitis, inclusion conjunctivitis, dan pneumonia pada neonatus.. C. trachomatis serovar L1, L2, dan L3 dapat menyebabkan lymphogranuloma venereum. Sementara itu, C psitacci menyebabkan psittacosis (ornithosis) dan C. pneumoniae menimbulkan mild pneumonia, faringitis, dan endokarditis.

Cara identifikasi C. trachomatis meliputi deteksi inklusi (chlamydial inclusion bodies) (dengan Pewarnaan Giemsa ataupun Gimenez), deteksi antigen, deteksi asam nukleat (dengan berbagai metoda misalnya PCR), deteksi antibodi (misalnya dengan uji fiksasi komplemen/CFT), dan deteksi sitologis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar