Kamis, 19 Juni 2014

BACILLUS

BACILLUS

Genus Bacillus
Bacillus mempunyai berbagai sifat yakni berbentuk batang, Gram positif, berukuran besar, aerob ketat (strict aerobes), ataupun anaerob fakultatif.
Bacillus banyak ditemukan pada tanah, air, dan debu. Menurut Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology, sampai saat ini telah ditemukan 34 spesies Bacillus. Bacillus berperan sebagai kontaminan, berperan pada keracunan makanan, dan dapat bersifat patogen. Beberapa strain Bacillus berperan pada produksi antibiotika misalnya polimiksin dan basitrasin.
Bacillus cereus
B. cereus bersifat motil dan tidak sensitif terhadap penisilin. B. cereus menghasilkan paling tidak 2 jenis enterotoksin. Kuman ini menyebabkan beberapa penyakit, antara lain:
1.    keracunan makanan,
2.    pneumonia dan bronkopneumonia.
Keracunan makanan karena B. cereus dibagi menjadi 2 sindrom klinis yakni masa inkubasi pendek dan masa inkubasi panjang. Masa inkubasi pendek memerlukan waktu 4 jam dan mempunyai gejala nausea hebat ataupun vomitus. Gejala masa inkubasi pendek menyerupai gejala keracunan makanan karena Staphylococcus. Sementara itu, masa inkubasi panjang memerlukan waktu 17 jam dan mempunyai gejala kram perut ataupun diare. Gejala masa inkubasi panjang menyerupai gejala keracunan makanan karena Clostridium.
Obat pilihan untuk infeksi B. cereus adalah klindamisin. Selain itu dapat juga diberikan aminoglikosida, vankomisin, tetrasiklin, ataupun eritromisin.

Bacillus subtilis
B. subtilis banyak ditemukan pada debu, air payau, dan sayuran. Kuman ini banyak berperan sebagai kontaminan dan dapat menyebabkan berbagai penyakit misalnya meningitis, endokarditis, dan infeksi mata. Kuman ini sensitif terhadap antibiotika β-lactam.

Bacillus stearothermophilus
Kuman ini sering dipergunakan untuk mengukur/menilai efektivitas otoklaf ataupun metoda sterilisasi lain.

Bacillus thuringiensis
Kuman ini bersifat patogenik untuk larva Lepidoptera.

Bacillus anthracis
Penyakit antraks disebabkan oleh Bacillus anthracis. Antraks mula-mula merupakan penyakit pada hewan herbivora misalnya domba, kambing, kuda, babi, ataupun lembu/sapi. B. anthracis pertama kali diisolasi pada tahun 1877 oleh Robert Koch.
B. anthracis berbentuk batang panjang lurus. Kuman ini berukuran 3−5 μm (panjang) dan 1−1,2 μm (lebar). Kuman ini bersifat nonmotil. Apabila sediaan berasal dari darah ataupun jaringan, kuman akan tampak sendiri-sendiri ataupun berpasangan. Pada kultur tampak koloni putih abu-abu, tepi seperti rambut, dan tidak ada hemolisis pada agar darah. Spora dibentuk di dalam biakan, tanah, jaringan, dan eksudat hewan mati bukan di dalam darah ataupun jaringan hewan yang masih hidup. Spora berbentuk elipsoidal (menyerupai elips) dan terletak di tengah.
B. anthracis sangat tahan terhadap perubahan lingkungan fisik dan kimiawi. Spora kuman ini dapat tahan bertahun-tahun pada padang rumput. Spora dapat diinaktivasi pada suhu 1200C dan waktu yang diperlukan untuk menginaktivasi 15 menit. Sementara itu, sel vegetatif dapat dihancurkan 540C dan waktu yang diperlukan untuk penghancuran 30 menit.
Sampai saat ini terdapat 3 antigen B. anthracis yakni polisakarida kapsular, antigen somatik polisakarida, dan toksin protein kompleks.
Tes Ascoli merupakan salah satu cara diagnosis infeksi B. anthracis. Ekstrak lien hewan yang mati dengan dugaan karena antraks dicampur dengan serum antiantraks dari kelinci. Terbentuknya presipitat di antara kedua bahan menunjukkan hasil tes yang positif.
B. anthracis juga menghasilkan eksotoksin. Toksin antraks terdiri dari 3 komponen protein yaitu antigen protektif (protective antigen), faktor letal (lethal factor), dan faktor edema (edema factor).


Manfestasi klinis pada manusia tergantung pada mode of infection, yakni:
1.    perkutan (≥ 95% kasus)
Inokulasi terjadi melalui abrasi ataupun garukan-garukan pada kulit. Banyak ditemukan pada tangan dan lengan bawah. Klinis tampak sebagai pustula maligna.
papula→ timbul 12−24 jam setelah infeksi
    ↓
furunkel kecil
    ↓
vesikula→ berisi cairan serosanguinus
    ↓
pustula→ berisi cairan seropurulen
    ↓
nekrosis→ bagian tengah hitam dikelilingi oleh daerah edema yang
                  kemerahan
Apabila terjadi gangren lokal dan disertai infeksi sistemik dapat menyebabkan kematian dalam waktu 5 atau 6 hari. Namun, penderita dapat sembuh apabila diterapi dengan baik. Spesimen pada kasus ini adalah cairan/sekret dari lesi dan pus.
 2.  perinhalasi
Banyak diderita oleh orang-orang yang mengolah/menangani produk hewan ternak. Sering disebut woolsorter’s disease. Klinis berupa pneumonia berat. Perjalanan penyakit berupa:
inhalasi sel kuman/spora à spora menjadi bentuk vegetatif à menyebar secara limfogen ke seluruh paru-paru dan pleura à menyebar secara hematogen ke seluruh tubuh. Spesimen yang diperlukan adalah sputum dan darah.
3.   ingesti
Sel kuman/spora berasal dari daging mentah hewan yang terinfeksi dengan antraks. Kasus ini relatif jarang tejadi. Klinis berupa enteritis yang berat. Gejala berupa feses berdarah disertai kelemahan umum. Dapat menimbulkan kematian. Spesimen yang diperlukan adalah feses.
Obat terpilih untuk antraks adalah penisilin. Selain itu, obat yang dapat dipergunakan adalah tetrasiklin ataupun eritromisin.


Pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:
1.    isolasi binatang yang terinfeksi atau yang dicurigai terinfeksi sedangkan bangkai                                      binatang dikubur dalam-dalam,
2.    sterilisasi produk-produk herbivora yang berasal dari daerah endemis.
3.    mengenakan pelindung pada waktu mengolah produk-produk yang terinfeksi, dan
4.    imunisasi aktif pada herbivora di daerah endemis.

Tambahan:


B. anthracis
B. cereus
B. thuringiensis
Pembentukan kapsul
±
-
-
Sensitivitas terhadap penisilin
Sensitif
Resisten
Resisten
Motilitas
-
+
+
Hemolisis β pada agar darah domba
±
±
±

Tidak ada komentar:

Posting Komentar